Sebagai umat Muslim, terkadang kita mengalami kelupaan atau keraguan saat melaksanakan shalat. Apakah sudah mencapai rakaat tertentu atau masih kurang? Kondisi seperti ini kerap dialami, bahkan Rasulullah SAW pun pernah mengalaminya. Untuk menutupi kekurangan atau kelebihan dalam shalat, Islam mengajarkan kita untuk melakukan sujud sahwi.
Pengertian Sujud Sahwi
Sujud sahwi merupakan sujud yang dilakukan oleh seorang Muslim ketika lupa atau ragu mengenai jumlah rakaat dalam shalat yang sedang dilaksanakan. Kata “sahwi” berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti “lupa” atau “lalai”.
Sujud sahwi disyariatkan untuk menyempurnakan shalat yang kurang atau mengurangi shalat yang berlebih. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Said Al Khudri:
Apabila kalian ragu (dalam jumlah bilangan rakaat) salat, maka tinggalkanlah keraguan dan ambilah yang yakin. Kemudian sujudlah dua kali sebelum salam. Jika ternyata di salat lima rakaat maka sujudnya telah menggenapkan salatnya. Lalu jika ternyata salatnya memang empat rakaat, maka sujudnya itu adalah sebagai penghinaan terhadap setan. (HR. Muslim no. 571)
Kapan Sujud Sahwi Dilakukan?
Sujud sahwi dilakukan dalam beberapa kondisi, di antaranya:
1. Ragu Jumlah Rakaat
Ketika seseorang ragu akan jumlah rakaat yang telah dilaksanakan dalam shalat, maka ia dianjurkan untuk melakukan sujud sahwi. Misalnya, seseorang lupa apakah shalat Isya yang baru saja dilakukan adalah 3 atau 4 rakaat. Dalam kondisi ini, ia dapat mengambil jumlah rakaat yang paling sedikit (3 rakaat) dan menyempurnakan sisanya melalui sujud sahwi.
2. Meninggalkan Sunnah Abadh
Sunnah abadh dalam shalat meliputi qunut, tasyahud awal, duduk tasyahud awal, shalawat Nabi pada tasyahud, dan shalawat pada keluarga Nabi pada tasyahud akhir. Jika seseorang meninggalkan salah satu dari sunnah-sunnah tersebut, maka ia disunnahkan untuk melakukan sujud sahwi.
3. Memindahkan Rukun Qauli Bukan pada Tempatnya
Apabila seseorang melakukan rukun shalat, sunnah abadh, atau membaca surah/bacaan tertentu tidak pada tempatnya yang seharusnya, maka ia disunnahkan untuk melakukan sujud sahwi. Contohnya, membaca doa qunut saat rukuk atau membaca Al-Fatihah saat duduk tasyahud.
4. Mengerjakan Larangan yang Dapat Membatalkan Shalat
Jika seseorang dengan sengaja mengerjakan hal-hal yang dilarang dan dapat membatalkan shalat, seperti mengucapkan beberapa kata yang bukan bagian dari bacaan shalat atau menambah rakaat shalat, maka ia disunnahkan untuk melakukan sujud sahwi.
Tata Cara Sujud Sahwi
Sujud sahwi dilakukan dengan dua kali sujud di akhir shalat, baik sebelum maupun setelah salam. Berikut tata cara sujud sahwi yang benar:
1. Sujud Sahwi Sebelum Salam
Jika kekurangan atau kelebihan dalam shalat diketahui sebelum mengucapkan salam, maka sujud sahwi dilakukan sebelum salam. Hal ini berdasarkan hadits Abdullah bin Buhainah:
Setelah beliau menyempurnakan sholatnya, beliau sujud dua kali. Ketika itu beliau bertakbir pada setiap akan sujud dalam posisi duduk. Beliau lakukan sujud sahwi ini sebelum salam. (HR. Bukhari no. 1224 dan Muslim no. 570)
2. Sujud Sahwi Setelah Salam
Jika kekurangan atau kelebihan dalam shalat diketahui setelah mengucapkan salam, maka sujud sahwi dilakukan setelah salam. Hal ini berdasarkan hadits Abu Hurairah:
Lalu beliau shalat dua rakaat lagi (yang tertinggal), kemudian beliau salam. Sesudah itu beliau bertakbir, lalu bersujud. Kemudian bertakbir lagi, lalu beliau bangkit. Kemudian bertakbir kembali, lalu beliau sujud kedua kalinya. Sesudah itu bertakbir, lalu beliau bangkit. (HR. Bukhari no. 1229 dan Muslim no. 573)
Sujud sahwi yang dilakukan setelah salam kemudian ditutup lagi dengan salam, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Imran bin Hushain:
Kemudian beliau pun shalat satu rakaat (menambah rakaat yang kurang tadi). Lalu beliau salam. Setelah itu beliau melakukan sujud sahwi dengan dua kali sujud. Kemudian beliau salam lagi. (HR. Muslim no. 574)
Bacaan Sujud Sahwi
Terdapat beberapa pendapat mengenai bacaan yang dibaca saat melakukan sujud sahwi. Sebagian ulama menganjurkan untuk membaca doa berikut:
Subhana man laa yanaamu wa laa yas-huw
Artinya: Maha Suci Dzat yang tidak mungkin tidur dan lupa.
Namun, bacaan tersebut hanya merupakan anjuran dari sebagian ulama tanpa didukung oleh dalil yang kuat. Bacaan yang lebih tepat saat sujud sahwi adalah seperti bacaan sujud biasa dalam shalat, yaitu:
Subhaana rabbiyal ala
Artinya: Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi.
Subhanakallahumma rabbana wa bi hamdika, allahummaghfirli.
Artinya: Maha Suci Engkau Ya Allah, Rabb kami, dengan segala pujian kepada-Mu, ampunilah dosa-dosaku.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Genapkan Terlebih Dahulu Rakaat yang Kurang
Jika dalam shalat terdapat kekurangan rakaat, maka harus segera dilengkapi terlebih dahulu sebelum melakukan sujud sahwi. Setelah itu, baru dilakukan sujud sahwi dengan mengucapkan takbir setiap akan sujud maupun bangkit dari sujud.
2. Tidak Perlu Mengganti Tasyahud Awal yang Tertinggal
Jika seseorang meninggalkan tasyahud awal dalam shalat, maka tidak perlu diganti saat melakukan sujud sahwi. Hal ini karena tidak ada dalil yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW mengganti tasyahud awal yang tertinggal saat sujud sahwi.
3. Sujud Sahwi Ditutup dengan Salam
Sujud sahwi yang dilakukan, baik sebelum maupun setelah salam, harus ditutup dengan salam. Hal ini sesuai dengan hadits riwayat Muslim.
Demikianlah penjelasan mengenai tata cara sujud sahwi yang benar beserta bacaannya. Semoga pemahaman ini dapat membantu kita dalam menyempurnakan ibadah shalat. Jangan lupa untuk selalu menjaga kekhusyukan dan kekhidmatan dalam beribadah kepada Allah SWT.
Kesimpulan
Sujud sahwi merupakan sujud yang dilakukan oleh seorang Muslim ketika lupa atau ragu mengenai jumlah rakaat dalam shalat yang sedang dilaksanakan. Sujud sahwi disyariatkan untuk menyempurnakan shalat yang kurang atau mengurangi shalat yang berlebih.
Sujud sahwi dilakukan dalam beberapa kondisi, seperti ragu jumlah rakaat, meninggalkan sunnah abadh, memindahkan rukun qauli bukan pada tempatnya, dan mengerjakan larangan yang dapat membatalkan shalat. Tata cara sujud sahwi dapat dilakukan sebelum atau setelah salam, dengan bacaan seperti bacaan sujud biasa dalam shalat.
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan saat melakukan sujud sahwi adalah: 1) Genapkan terlebih dahulu rakaat yang kurang, 2) Tidak perlu mengganti tasyahud awal yang tertinggal, dan 3) Sujud sahwi ditutup dengan salam.
Dengan memahami tata cara sujud sahwi yang benar, diharapkan kita dapat menyempurnakan ibadah shalat dan meningkatkan kekhusyukan dalam beribadah kepada Allah SWT.